Home » Archives for October 2015
Friday, October 30, 2015
Rangkuman Bahasa Inggris Materi Past Continuous tense
Pengertian Past Continuous
Past continuous merupakan suatu tenses yang di gunakan untuk menyatakan kejadian yang sedang berlangsung di waktu lampau. karakter kejadian di tenses ini sama dengan tenses yang berkarakter kejadian continuous tetapi waktunya berbeda. bila kita bandingkan dengan present continuous kejadiannya sama – sama sedang berlangsung hanya waktu berlangsung nya berbeda, kalau anda sekarng sedang membaca artikel saya, kejadian anda bernama present continuous karena waktunya sekarang, jika anda kemarin pada jam seperti ini anda sedang duduk dan melihat artikel saya, kejadian anda tersebut di namakan past continuous. kejadian nya sedang terjadi/di lakukan tetapi waktunya lampau.
Rumus tenses past continuous
Pada tenses ini pola kalimat nya di bagi menjadi dua :
1. Kalimat Verbal
2. kalimat nominal
1. kalimat Verbal
(+) S +to be ( was/were) + v1 ing
(-) S + to be not + V1 ing
(?) to be + S + v1 ing ?
Contoh :
My father was watching tv at 8 o’clock last night
my father was not watching tv at 8 o’clock at night
was my father watching tv at 8 o’clock at night?
Dalam contoh di atas si ayah sedang menonton tv, di sedang duduk dan melihat layar tv pada saat itu, tetapi waktu dia menonton tv sudah lampau.
misalkan anda di tanya oleh teman anda, Bud, Ayah kamu tadi malam lagi ngapain kok q ngetuk pintu gak ada jawaban ? anda bisa menjawab dengan bahasa indonesia Ayah saya sedang nonton tv tadi malam, mngkin gak denger bunyi ketukan. tetapi jika anda akan menjawab dengan bahasa inggris, anda bisa menjawab dengan my father was watching tv last night.
Was dan were di gunakan menurut subject nya, jika subject nya you,we,theygunakan were apabila subject nya i, he,she dan it gunakan was.
i was
you were
we were
they were
he was
she was
it was
2. kalimat nominal
Pada kalimat nominal pada dasarnya sama denga kalimat nominal tenses yang lain hany perbedaan daam to be nya saja.
+ S + to be + Cs
- S + to be not + Cs
? to be + S + Cs ?
Contoh :
i was in jakarta yesterday
Seandainya anda di tanya sama teman anda “ Bud, kamu di mana kemarin. saya gak lihat kamu.
jawaban nya I was in jakarta yesterday
Cs adalah compelement subject/pelengkap subject jadi agar kalimat anda sempurna tambahkan pelengkap subject nya, dan Complement subjet bisa berupa kata benda, kata sifat dan kata keterangan. pada contoh i was in jakarta complement subject nya adalah in jakarta yang berupa kata keterangan.
Jika dalam soal – soal bahasa inggris anda mungkin akan kesulitan dalam mengidentifikasi apakah jenis tenses yang di ujikan termasuk tenses past continuous atau bukan maka anda seharusnya mengetahui ciri – ciri dari tenses ini.
Ciri – ciri tenses past continuous
at........yesterday/last night/2 days ago : pada jam.....kemarin
i was reading a book at 7 o’clock yesterday.
pada contoh di atas anda akan mengetahui spesifik time dari tenses ini, kata yang bergaris bawah merupakan spesifik time, jadi pada jam tersebut saya sedang membaca dan waktu membaca saya di lakukan di waktu yang lamau ( yesterday )
all morning yesterday : sepanjang hari kemarin
when : ketika
while : sementara
as : pada saat
as the same time yesterday : pada jam yang sama kemarin
Fungsi tenses past continuous
1. menyatakan kejadian yang sedang berlangsung di waktu lampau
jack was having an exercise at 6’oclock yesterday
we were watching tv at 8 last night
2. untuk menyatakan suatu aktifitas yang sedang terjadi ketika kejadian lain meyusul di waktu lampau
he was eating when i called him last night
3. untuk menyatakn kejadian yang sedang berlangsung secara bersamaan di waktu lampau
she was watcing movie while her father was sleeping
Itulah penjelasan materi tenses past continuous. untuk lebih memahamkan anda tentang materi tenses silahkan mencoba mengerjakan soal soal tenses yang sudah tersedia di blog Online School
Rangkuman Kelas XI BAB 2 Materi Konflik dan Integrasi Sosial [KTSP]
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
• Mendeskripsikan berbagai pengaruh diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
• Mengidentifikasi berbagai konflik dalam masyarakat
• Mendeskripsikan sebab-sebab konflik
• Mendeskripsikan faktor pendorong integrasi sosial
Alur Pemikiran
Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
• Mendeskripsikan berbagai pengaruh diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial
• Mengidentifikasi berbagai konflik dalam masyarakat
• Mendeskripsikan sebab-sebab konflik
• Mendeskripsikan faktor pendorong integrasi sosial
Alur Pemikiran
A. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial
Secara umum, diferensiasi dan stratifikasi sosial memberikan pengaruh positif dan negative pada masyarakat. Pengaruh positifnya, diferensiasi dan stratifikasi sosial dapat mendorong terjadinya integrase sosial, sedangkan pengaruh negatifnya adalah terjadinya disintegrasi sosial. Diferensiasi sosial dapat menimbulkan primordialisme, etnosentrisme, politik aliran, dan terjadinya proses konsolidasi.
Primordialisme
Salah satu konsekuensi dari adanya diferensiasi sosial adalah terjadinya primordialisme. Primordialisme merupakan pandangan atau paham yang menunjukkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yang sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Istilah primordialisme berasal dari kata Bahasa Latin “primus” yang artinya pertama dan “ordiri” yang artinya tenunan atau ikatan. Dengan demikian, kata primordial(isme) dapat berarti ikatan-ikatan utama seseorang dalam kehidupan sosial, dengan hal-hal yang dibawanya sejak lahir seperti suku bangsa, ras, klan, asal usul kedaerahan, dan agama.
Etnosentrisme
Primordialisme yang berlebihan juga akan menghasilkan sebuah pandangan subjektif yang disebut etnosentrisme atau fanatisme suku bangsa. Etnosentrisme adalah suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran-ukuran yang berlaku di masyarakatnya. Karena yang dipakai adalah ukuran-ukuran masyarakatnya, maka orang akan selalu menganggap kebudayaannya memiliki nilai lebih tinggi daripada kebudayaan masyarakat lain.
Politik Aliran (Sektarian)
Politik aliran merupakan keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah organisasi massa (ormas), baik formal maupun informal. Tali pengikat antara kelompok dan organisasi-organisasi massa ini adalah ideologi atau aliran (sekte) tertentu. Contohnya, partai politik PKB yang dikelilingi oleh ormas-ormas NU.
Konsolidasi
Berasal dari kata “consolidation” yang berarti penguatan atau pengukuhan. Konsolidasi memiliki dua sisi, yaitu sisi ke dalam dan sisi keluar. Konsolidasi dengan sisi kedalam akan memperkuat solidaritas kedalam suatu organisasi atau himpunan. Sebaliknya, konsolidasi dengan sisi keluar dapat menimbulkan sikap antipati dan kecurigaan terhadap organisasi lain.
B. Konflik Sosial dan Kekerasan
Konflik Sosial
Pengertian Konflik
Kata “konflik” berasal dari bahasa Latin “configure” yang artinya saling memukul. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konflik didefinisikan sebagai percekcokkan, perselisihan, atau pertentangan. Dengan demikian, secara sederhana, konflik merujuk pada adanya dua hal atau lebih yang bersebrangan, tidak selaras, dan bertentangan.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (atau juga kelompok) yang berusaha menyingkirkan pihak lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik lahir dari kenyataan akan adanya perbedaan-perbedaan, misalnya perbedaan ciri badaniah, emosi, kebudayaan, kebutuhan, kepentingan, atau pola-pola perilaku antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
Faktor-Faktor Penyebab Konflik
Soerjono Soekanto mengemukakan empat faktor yang dapat menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat, yakni perbedaan antarindividu, perbedaan antarkebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial
Bentuk-Bentuk Konflik
Lewis A. Coser membedakan konflik atas dua bentuk.
1. Konflik realistis berasal dari kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem dan tuntutan-tuntutan yang terdapat dalam hubungan sosial.
2. Konflik nonrealistis adalah konflik yang bukan berasal dari tujuan-tujuan persaingan yang antagonistis (berlawanan), melainkan dari kebutuhan pihak-pihak tertentu untuk meredakan ketegangan. Contohnya pembalasan dendam lewat ilmu gaib yang dilakukan dalam masyarakat tradisional. Contoh lain adalah upaya mencari kambing hitam yang terjadi dalam masyarakat telah maju.
Soerjono Soekanto menyebutkan lima bentuk khusus konflik atau pertentangan yang terjadi dalam masyarakat.
1. Konflik pribadi
2. Konflik rasial
3. Konflik antara kelas-kelas sosial
4. Konflik politik
5. Konflik internasional
Dari sudut psikologi sosial, Ursula Lehr mengemukakan bentuk-bentuk konflik
1. Konflik dengan orang tua sendiri
2. Konflik dengan anak-anak sendiri
3. Konflik dengan keluarga
4. Konflik dengan orang lain
5. Konflik dengan suami istri
6. Konflik di sekolah
7. Konflik dalam pemilihan pekerjaan
8. Konflik agama
9. Konflik pribadi
Dampak Sebuah Konflik
Konflik dapat memiliki dampak atau akibat positif maupun negative
Segi positif konflik adalah sebagai berikut.
1. Konflik dapat memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas atau masih belum tuntas ditelaah.
2. Konflik memungkinkan adanya penyesuaian kembali norma-norma, nilai-nilai, serta hubungan-hubungan sosial dalam kelompok bersangkutan dengan kebutuhan individu atau kelompok
3. Konflik meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang berkonflik dengan kelompok lain.
4. Konflik merupakan jalan untuk mengurangi ketergantungan antarindividu dan kelompok
5. Konflik dapat membantu menghidupkan kembali norma-norma lama dan menciptakan norma-norma baru
6. Konflik dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan yang ada di dalam masyarakat
7. Konflik memunculkan sebuah kompromi baru apabila pihak yang berkonflik berada dalam kekuatan yang seimbang
Segi negative suatu konflik adalah sebagai berikut.
1. Keretakan hubungan antar individu dan persatuan kelompok
2. Kerusakan harta benda dan jatuhnya korban manusia
3. Berubahnya sikap kepribadian para individu, baik yang mengarah pada hal-hal positif atau negative
4. Munculnya dominasi kelompok pemenang atas kelompok yang kalah
Kekerasan
Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang lain dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa. Kekerasan seperti itu sering disebut sebagai kekerasan langsung (direct violence). Kekerasan juga menyangkut tindakan-tindakan seperti mengekang, mengurangi atau meniadakan hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan menteror orang lain. Jenis kekerasan yang terakhir disebut kekerasan tidak langsung (indirect violence)
Teori-Teori tentang Kekerasan
Teori Faktor Individual
Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi kronis, serta pengaruh obat bius. Faktor yang bersifat sosial, antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa.
Teori Faktor Kelompok
Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik antarsupoter bola
Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan yang timbul karena adanya deprivasi relative (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.
Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan (violence).
Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan.
Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial:
1. Konsiliasi
Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai.
2. Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka.
3. Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
C. Integrasi Sosial
Pengertian Integrasi Sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti satu. Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebisaaan, sistem nilai, dan norma.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Homogenitas kelompok
2. Besar kecilnya kelompok
3. Mobilitas geografis
4. Efektivitas komunikasi
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi Normatif
Integrasi normative dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).
Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut.
Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang bersifat emosional, dengan tujuan mencapai kesatuan (integrasi)
Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses sosial itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Namun umumnya akulturasi berlangsung tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan asing akan relative mudah diterima apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1. Tidak ada hambatan geografis, seperti daerah yang sulit dijangkau
2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan kebudayaan yang lama.
3. Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama
4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu
5. Kebudayaan itu bersifat kebendaan
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
Dalam proses asimilasi, integrasi sosial dapat dicapai karena adanya faktor-faktor
1. Toleransi terhadap perbedaan
2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
3. Sikap saling menghargai orang lain
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran (amalgamation)
7. Adanya musuh bersama dari luar
Kekerasan adalah bentuk lanjutan dari konflik sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, kekerasan identik dengan tindakan melukai orang lain dengan sengaja, membunuh, atau memperkosa. Kekerasan seperti itu sering disebut sebagai kekerasan langsung (direct violence). Kekerasan juga menyangkut tindakan-tindakan seperti mengekang, mengurangi atau meniadakan hak seseorang, mengintimidasi, memfitnah, dan menteror orang lain. Jenis kekerasan yang terakhir disebut kekerasan tidak langsung (indirect violence)
Teori-Teori tentang Kekerasan
Teori Faktor Individual
Agresivitas perilaku seseorang dapat menyebabkan timbulnya kekerasan. Faktor penyebab perilaku kekerasan adalah faktor pribadi dan faktor sosial. Faktor pribadi meliputi kelainan jiwa, seperti psikopat, psikoneurosis, frustasi kronis, serta pengaruh obat bius. Faktor yang bersifat sosial, antara lain konflik rumah tangga, faktor budaya, dan media massa.
Teori Faktor Kelompok
Terjadi karena benturan identitas kelompok yang berbeda. Contohnya konflik antarsupoter bola
Teori Dinamika Kelompok
Kekerasan yang timbul karena adanya deprivasi relative (kehilangan rasa memiliki) yang terjadi dalam kelompok atau masyarakat. Artinya, perubahan-perubahan sosial yang terjadi demikian cepat dalam sebuah masyarakat dan tidak mampu ditanggapi dengan seimbang oleh sistem sosial dan nilai masyarakatnya.
Cara Pengendalian Konflik dan Kekerasan
Konflik merupakan gejala sosial yang senantiasa melekat dalam kehidupan setiap masyarakat. Sebagai gejala sosial, konflik hanya akan hilang bersama hilangnya masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat kita lakukan adalah mengendalikan agar konflik tersebut tidak berkembang menjadi kekerasan (violence).
Pada umumnya masyarakat memiliki sarana atau mekanisme untuk mengendalikan konflik di dalam tubuhnya. Beberapa sosiolog menyebutnya sebagai katup penyelamat (safety valve), yaitu mekanisme khusus yang dipakai untuk mempertahankan kelompok dari kemungkinan konflik. Lewis A. Coser melihat katup penyelemat sebagai jalan keluar yang dapat meredakan permusuhan antara dua pihak yang berlawanan.
Secara umum, ada tiga macam bentuk pengendalian konflik sosial:
1. Konsiliasi
Bentuk pengendalian konflik yang dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan diskusi dan pengambilan keputusan yang adil di antara pihak-pihak yang bertikai.
2. Mediasi
Pengendalian konflik dengan cara mediasi dilakukan apabila kedua pihak yang berkonflik sepakat untuk menunjuk pihak ketiga sebagai mediator. Pihak ketiga ini akan memberikan pemikiran atau nasihat-nasihatnya tentang cara terbaik dalam menyelesaikan pertentangan mereka.
3. Arbitrasi
Arbitrasi atau perwasitan umumnya dilakukan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik.
C. Integrasi Sosial
Pengertian Integrasi Sosial
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa integrasi adalah pembauran sesuatu yang tertentu hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. Istilah pembauran tersebut mengandung arti masuk ke dalam, menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi seperti satu. Dengan demikian, integrasi merujuk pada masuk, menyesuaikan, atau meleburnya dua atau lebih hal yang berbeda sehingga menjadi seperti satu. Dari uraian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnik, agama, bahasa, kebisaaan, sistem nilai, dan norma.
Menurut William F. Ogburn dan Mayer Nimkof, syarat terwujudnya integrasi sosial adalah sebagai berikut.
1. Anggota-anggota masyarakat merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (consensus) bersama mengenai norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
3. Norma-norma dan nilai sosial itu berlaku cukup lama, tidak mudah berubah, dan dijadikan secara konsisten oleh seluruh anggota masyarakat.
Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat, tergantung pada faktor-faktor berikut.
1. Homogenitas kelompok
2. Besar kecilnya kelompok
3. Mobilitas geografis
4. Efektivitas komunikasi
Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
1. Integrasi Normatif
Integrasi normative dapat diartikan sebagai bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam hal ini, norma merupakan hal yang mampu mempersatukan masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Integrasi fungsional terbentuk karena ada fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat. Sebuah integrasi dapat terbentuk dengan mengedepankan fungsi dari masing-masing pihak yang ada dalam sebuah masyarakat.
3. Integrasi koersif
Integrasi koersif terbentuk berdasarkan kekuasaan yang dimiliki penguasa. Dalam hal ini penguasa menerapkan cara-cara koersif (kekerasan).
Proses integrasi dapat dilihat melalui proses-proses berikut.
Asimilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial yang ditandai dengan adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu atau kelompok dalam masyarakat. Asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau terkadang bersifat emosional, dengan tujuan mencapai kesatuan (integrasi)
Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang berbeda. Proses sosial itu akan berlangsung hingga unsur kebudayaan asing itu diterima masyarakat dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri. Namun umumnya akulturasi berlangsung tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Kebudayaan asing akan relative mudah diterima apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini.
1. Tidak ada hambatan geografis, seperti daerah yang sulit dijangkau
2. Kebudayaan yang datang memberikan manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan kebudayaan yang lama.
3. Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama
4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan tertentu
5. Kebudayaan itu bersifat kebendaan
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
Dalam proses asimilasi, integrasi sosial dapat dicapai karena adanya faktor-faktor
1. Toleransi terhadap perbedaan
2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi
3. Sikap saling menghargai orang lain
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran (amalgamation)
7. Adanya musuh bersama dari luar
Rangkuman Kelas XII SMA Materi Perubahan Sosial
Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian perubahan sosial
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial
3. Mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
4. Mampu mengantisipasi dampak negative perubahan sosial
Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :
1. Mendeskripsikan pengertian perubahan sosial
2. Mengidentifikasi bentuk-bentuk perubahan sosial
3. Mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
4. Mampu mengantisipasi dampak negative perubahan sosial
A. HAKIKAT PERUBAHAN SOSIAL
Pengertian Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.
Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-alasan sebagai berikut.
a. Menghadapi masalah-masalah baru
b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan
c. Lingkungan yang berubah
Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
a. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
b. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan
c. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikan
d. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
e. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk mengatasinya
f. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
g. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat
h. Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik
Berikut karakteristik perubahan sosial.
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubah
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya
3. Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.
Teori Utama Pola Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :
1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.
Pengertian Perubahan Sosial
Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.
Perubahan sosial melekat pada masyarakat dengan kebudayaannya karena alasan-alasan sebagai berikut.
a. Menghadapi masalah-masalah baru
b. Ketergantungan pada hubungan antarwarga pewaris kebudayaan
c. Lingkungan yang berubah
Kecendrungan masyarakat untuk berubah sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
a. Rasa tidak puas terhadap keadaan dan situasi yang ada
b. Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan
c. Kesadaran akan adanya kekurangan dalam kebudayaan sendiri sehingga berusaha untuk mengadakan perbaikan
d. Adanya usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.
e. Banyaknya kesulitan yang dihadapi yang memungkinkan manusia berusaha untuk mengatasinya
f. Tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan adanya keinginan untuk meningkatkan taraf hidup
g. Sikap terbuka dari masyarakat terhadap hal-hal baru, baik yang datang dari dalam maupun dari luar masyarakat
h. Sistem pendidikan yang memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia untuk meraih masa depan yang lebih baik
Berikut karakteristik perubahan sosial.
1. Tidak ada masyarakat yang berhenti berubah
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu diikuti pula oleh perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya
3. Perubahan yang cepat bisaanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena ada proses penyesuaian diri
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
Pandangan Para Tokoh tentang Perubahan Sosial
Selo soemardjan menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Kingsley Davis menyatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
John Lewis Gillin dan John Philip Gillin melihat perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideology, maupun karena adanya difusi atau penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Samuel Koenig menyatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
Perubahan sosial dapat berupa kemajuan (progress) atau kemunduran (regress). Kemajuan (progress) terjadi apabila perubahan yang ada mampu menciptakan kemudahan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan disini diartikan sebagai proses pembangunan masyarakat kearah yang lebih baik. Perubahan yang ada dikatakan berupa kemunduran (regress) apabila perubahan yang terjadi dalam masyarakat pada aspek tertentu membawa pengaruh yang kurang menguntungkan.
Teori Utama Pola Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang ada akan selalu mengikuti suatu pola dan arah tertentu, menurut Robert H. Lauler terdapat dua teori utama pola perubahan sosial, yaitu :
1. Teori Siklus
Melihat perubahan sebagai sesuatu yang berulang-ulang. Apa yang terjadi sekarang pada dasarnya memiliki kesamaan atau kemiripan dengan yang telah terjadi sebelumnya. Pola perubahan siklus adalah pola perubahan yang menyerupai spiral.
2. Teori Perkembangan
Penganut teori ini percaya bahwa perubahan dapat diarahkan ke titik tujuan tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kompleks. Teori ini dikenal dengan teori perkembangan atau linier. Teori perkembangan dibagi menjadi dua, yaitu teori evolusi dan teori revolusi.
Teori-Teori Modern Mengenai Perubahan Sosial
1. Teori Modernisasi
Teori modernisasi melihat bahwa perubahan negara-negara terbelakang akan mengikuti jalan yang sama dengan negara industri di Barat. Cara tersebut adalah melalui proses modernisasai sehingga Negara terbelakang menjadi Negara berkembang.
2. Teori Ketergantungan
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia ketiga dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan investasi dari negara-negara industry. Ketika negara industri berkembang, negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi dan neokolonialisasi.
3. Teori Sistem Dunia
Oleh Imanuel Maurice Wallerstein, yang menyatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semiperiferi, dan negara periferi. Kemampuan yang dimiliki oleh negara inti menyebabkan negara inti menguasai sistem dunia.
B. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.
3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
7. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
a. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
b. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar, perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.
C. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor pendorong yang datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor pendorong yang datannya dari luar masyarakat (eksternal)
Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Inventionadalah proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat.Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada masyarakat, antara lain:
a. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain. Penemuan baru seperti radio, handphone… dll akan memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah.
Melihat bahwa ada ketergantungan secara ekonomi antara negara-negara dunia ketiga dan Negara-negara industri. Negara-negara dunia ketiga membutuhkan pinjaman dan investasi dari negara-negara industry. Ketika negara industri berkembang, negara dunia ketiga semakin terbelakang dengan proses kolonialisasi dan neokolonialisasi.
3. Teori Sistem Dunia
Oleh Imanuel Maurice Wallerstein, yang menyatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia tersusun atas tiga jenjang, yaitu negara inti, negara semiperiferi, dan negara periferi. Kemampuan yang dimiliki oleh negara inti menyebabkan negara inti menguasai sistem dunia.
B. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
1. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan secara lambat memerlukan waktu yang lama. Bisaanya perubahan ini merupakan rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti secara lambat. Proses perubahan seperti ini dinamakan evolusi. Evolusi terjadi dengan sendirinya tanpa rencana atau kehendak tertentu.
2. Perubahan Cepat (Revolusi)
Berlangsung cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Ukuran cepat tidaknya revolusi relative karena revolusipun dapat memakan waktu lama.
3. Perubahan Kecil
Adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
4. Perubahan Besar
Adalah perubahan yang berpengaruh terhadap masyarakat dan lembaga-lembaganya, seperti sistem kerja, hak milik tanah, hubungan kekeluargaan, dan stratifikasi masyarakat.
5. Perubahan yang Dikehendaki atau Direncanakan
Perubahan yang dikehendaki (intended change) atau direncanakan (palnned change) merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat. Pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan ini dinamakan pelaku perubahan (agent of change)
6. Perubahan yang Tidak Dikehendaki atau Tidak Direncanakan
Perubahan sosial yang tidak dikehendaki (unintended change) atau tidak direncanakan (unplanned change) merupakan perubahan yang terjadi di luar jangkauan pengawasan masyarakat atau kemampuan manusia. Perubahan ini dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.
7. Perubahan Struktural dan Perubahan Proses
a. Perubahan struktural adalah perubahan yang sangat mendasar yang menyebabkan timbulnya reorganisasi dalam masyarakat.
b. Perubahan proses adalah perubahan yang sifatnya tidak mendasar, perubahan tersebut hanya merupakan penyempurnaan dari perubahan sebelumnya.
C. FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Perubahan sosial tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yang menjadi pendorong terjadinya perubahan, yakni faktor pendorong yang datangnya dari dalam masyarakat itu sendiri (internal) dan faktor pendorong yang datannya dari luar masyarakat (eksternal)
Faktor Internal
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan baru
Penemuan baru dibedakan dalam pengertian invention dan discovery. Inventionadalah proses menghasilkan suatu unsur kebudayaan baru dengan mengobinasi atau menyusun kembali unsur-unsur kebudayaan lama dalam masyarakat.Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan baru, baik berupa alat ataupun gagasan. Discovery dapat menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, bahkan menerapkan penemuan tersebut.
Penemuan baru pada umumnya mengakibatkan bermacam-macam pengaruh pada masyarakat, antara lain:
a. Penemuan baru akan menimbulkan pengaruh pada bidang-bidang lain. Penemuan baru seperti radio, handphone… dll akan memancarkan pengaruhnya ke berbagai arah.
b. Penemuan baru mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjalar dari satu lembaga kemasyarakatan ke lembaga kemasyarakatan lainnya. Misalnya penemuan baru kapal terbang telah membawa pengaruh besar terhadap metode berperang.
c. Beberapa penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan mobil, kereta api, dan telephon menyebabkan tumbuhnya lebih banyak pusat-pusat kehidupan di daerah pinggiran kota yang dinamakan suburban.
3. Pertentangan masyarakat
4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi
Faktor Eksternal
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan)
a. Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilka hal-hal berikut.
(1) Akulturasi
(2) Asimilasi
(3) Sintesis
1. Lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
2. Peperangan
3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain
Penyebaran kebudayaan atau pengaruh dari satu daerah ke daerah lain dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung, proses tersebut disebut difusi. Masuknya pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lain dapat pula dilakukan dengan penetrasi (pemasukan)
a. Penetrasi damai (penetration pasifique), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan dengan jalan damai. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilka hal-hal berikut.
(1) Akulturasi
(2) Asimilasi
(3) Sintesis
b. Penetrasi paksa (penetration violence), yaitu masuknya sebuah kebudayaan dilakukan secara paksa dan merusak.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat
3. Sikap masyarakat yang masih mengagungkan tradisi masa lampau dan cenderung konservatif
4. Adanya kepentingan yang sudah tertanam kuat (vested interest)
5. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
6. Prasangka terhadap hal-hal baru atau asing atau sikap yang tertutup
7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis
8. Kebisaaan tertentu dalam masyarakat yang cenderung sukar diubah karena sudah mendarah daging
D. AKIBAT PERUBAHAN SOSIAL
Masyarakat merupakan sebuah sistem, apabila salah satu unsurnya tidak berfungsi dengan baik, keseimbangan sistem akan terganggu secara keseluruhan. Ketidakseimbangan sistem ini akan mengakibatkan timbulnya disorganisasi sosial yang lama kelamaan akan berubah menjadi disintegrasi sosial. Soerjono Sekanto mengatakan bahwa disorganisasi atau disintegrasi sosial adalah proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Apabila terjadi disintegrasi sosial, situasi dalam masyarakat tersebut lama kelamaan akan menjadi chaos (kacau). Pada keadaan demikian akan dijumpaianomie (tanpa aturan), yaitu suatu keadaan di saat masyarakat tidak mempunyai pegangan mengenai apa yang baik dan buruk, dan tidak bisa melihat batasan apa yang benar dan salah.
Proses disintegrasi sebagai akibat perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat antara lain dapat berbentuk:
a. Pergolakan daerah
b. Aksi protes dan demonstras
c. Kriminalitas
d. Kenakalan remaja
Soal IPA Biologi Kelas X SMA
I. Berilah tanda silang a, b, c, atau d dengan benar!
1.Variasi antara kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau merupakan
Keanekaragaman hayati tingkat …..
a. Nama b. gen c. jenis d. lingkungan e. ekosistem
2. Sifat-sifat makhluk hidup yang tampak dasarnya ditentukan oleh …..
a. gen b. induk jantan c. induk betina d. lingkungannya e. gabungan gen dan lingkungan
3. Pelestarian keanakaragaman hayati yang dilakukan di tempat buatan merupakan pelestarian secara ..
a. insitu b. exsitu c. reboisasi d. pemuliaan e. seleksi
4. Kerusakan biodiversitas dapat dicegah dengan …..
a. lading berpindah c. penggunaan bibit unggul e. pembukaan hutan
b. penggunaan pestisida d. pengendalian hama secara biologi
5. Keanekaragaman gen akan memunculkan varietas, dan setiap varietas memiliki sifat-sifat khas. Sifat-
Sifat khas yang tampak disebut …..
a. Genotif b. fenotif c. pariental d. dominan d. resesif
6. Alat kelamin jantan pada bryophyta disebut ………..
a. sorus b. kaliptra c. spora d. arkegonium e. anteridium
7. Fertilisasi pada Bryophyta terjadi di dalam …..
a. anteridium b. arkegonium c. spora d. kaliptra e. spora
8. Protalium termasuk generasi paku yang menghasilkan ….
a. spora b. gamet c. biji d. kromosom haploid d. sorrus
9. Di bawah ini yang termasuk dalam monocotyledonae adalah ….
a. jambu b. petai c. ketela d. jagung e. tomat
10.Berikut ini merupakan cirri-ciri regnum plantae yaitu …..
a. memiliki kloroplas c. uniseluler prokariot
b. dinding sel tersusun atas selulosa d. memiliki ikatan pembuluh
11. Fungsi floem dari tumbuhan adalah …..
a. mengangkut air dan mineral c. menyimpan cadangan makanan e. menyebarkan spora
b. melakukan fotosintesis d. mengangkut zat organic hasil fotosintesis
12. Pada lumut spora akan berkembang menjadi …..
a. protonema b. sporangium c. anteridium d. arkegonium e. protalium
13. Oskulum forifera berfungsi untuk ….
a. penyerapan air c. alat pencernaan e. penyerapan makanan
b. masuknya makanan d. pengeluaran sisa makanan
14. Pada Porifera terdapat sel yang mirip dengan Amoeba. Sel ini dinamakan …
a. sel pori b. sel kolar c. sel amoebosit d. sel silindris e. pseudopodia
15. Diantara cacing berikut ini, yang memiliki daya regenerasi paling besar adalah ….
a. Planaria b. Ascaris c. Ancylostoma d. Turbellaria e. Taenia
II. Essay
1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Sebutkan factor-faktor yang menyebabkan Indonesia memiliki biodiversitas tinggi ?
3. Sebutkan cirri-ciri tumbuhan lumut ?
4. Sebutkan manfaat tumbuhan berbiji bagi manusia ?
5. Sebutkan cirri-ciri tumbuhan monokotil beserta contohnya ?
Rangkuman ekonomi bab 4 kelas 11 sma apbn dan apbd
APBN dan APBD
1. Pengertian :
- APBN yaitu suatu daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun.
Periode APBN di Indonesia adalah 1 Januari sampai 31 Desember dalam tahun yang sama.
- APBD yaitu sebagai suatu daftar yang memuat perincian sumber – sumber pendapatan daerah dalam waktu satu tahun.
1. Fungsi :
- APBN yaitu alokasi, distribusi, dan stabilitasi
- APBD yaitu otoritas, perencanaan, pengawasan, alokasi, dan distribusi
1. Kepanjangan :
- APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
- APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
1. Tujuan APBN adalah :
- sebagai pedoman pendapatan dan belanja dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan negara
- sebagai gambaran tentang sumber – sumber pendapatan negara dan apa saja yang akan menjadi belanja negara selama satu tahun
- untuk pedoman dan menghindari berbagai pemborosan dan penyelewengan anggaran
- Jika APBN disusun dengan baik dan pelaksanaannya tertib maka akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja dan kemakmuran bangsa
1. Tujuan APBD adalah :
- sebagai pedoman pendapatan dan belanja bagi pemerintah daerah
- sebagai gambaran sumber – sumber pendapatan yang akan diterima pemerintah daerah serta belanja – belanja (pengeluaran) yang akan dikakukan pemerintah daerah
- sebagai pedoman dan untuk menghindari kesalahan, pemborosan, serta penyelewengan
Pengaruh APBN dan APBD Terhadap Perekonomian
Pengaruh APBN dan APBD Terhadap Perekonomian - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan bagian tak terpisahkan dari perekonomian secara agregat. Hal ini disebabkan setiap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel ekonomi makro akan berpengaruh besaran-besaran pada APBN.
Sebaliknya, setiap terjadi perubahan dalam kebijakan APBN (sebagai percerminan kebijakan fiskal) yang diambil pemerintah pada gilirannya juga akan memengaruhi aktivitas perekonomian. Saat ini, kebijakan anggaran negara mempunyai peranan yang cukup penting dalam mendorong aktivitas perekonomian, terutama ketika dunia usaha belum sepenuhnya pulih akibat terjadinya krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu.
Peranan kebijakan anggaran melalui kebijakan stimulasi fiskal, diharapkan akan mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi, yang tercermin dari peranannya dalam permintaan agregat. Hal ini sejalan dengan Teori Keynesian, bahwa stimulasi fiskal melalui “government expenditure” baik belanja barang dan jasa maupun belanja investasi atau modal akan dapat membantu menggerakkan sektor riil.
Penyusunan APBN dan APBD dapat berdampak pada peningkatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan dan penghematan pengeluaran.
Adapun pengaruh APBN dan APBD terhadap perekonomian masyarakat antara lain:
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, maksudnya dapat mengetahui besarnya GNP dari tahun ke tahun,
2. menciptakan kestabilan keuangan atau moneter negara, karena dapat mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat,
3. menimbulkan investasi masyarakat, karena dapat mengembangkan industri-industri dalam negeri,
4. memperlancar distribusi pendapatan, maksudnya dapat mengetahui sumber penerimaan dan penggunaan untuk belanja pegawai dan belanja barang, serta yang lainnya,
5. memperluas kesempatan kerja, karena terdapat pembangunan proyek-proyek negara dan investasi negara, sehingga dapat membuka lapangan kerja yang baru dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
1.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Pengertian APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
Pengertian APBD adalah : rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat daerah, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tujuan dan fungsi APBD pada prinsipnya, sama dengan tujuan dan fungsi APBN.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah diIndonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
APBD terdiri atas:
APBD terdiri atas:
- Anggaran pendapatan, terdiri atas
- Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain
- Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) danDana Alokasi Khusus
- Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat.
- Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.
- Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Proses penyusunan APBD terjadi di tingkat eksekutif dan legislatif, sbb :
- 1. Proses yang terjadi di Eksekutif
- Proses penyusunan APBD secara keseluruhan berada di tangan Sekretaris Daerah yang bertanggungjawab mengkoordinasikan seluruh kegiatan penyusunan APBD, sedangkan proses penyusunan belanja rutin disusun oleh bagian keuangan Pemda. Proses penyusunan penerimaan dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah dan proses penyusunan belanja pembangunan disusun oleh Bappeda (bagian penyusunan program dan bagian keuangan).
- 2. Proses di legislatif
- Proses penyusunan APBD di tingkat legislatif dilakukan berdasarkan Tatib DPRD yang bersangkutan.
2. APBN
Pengertian APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara)
Pengertian APBN adalah : Suatu daftar yang memuat perincian sumber-sumber pendapatan negara dan jenis-jenis pengeluaran negara dalam jangka waktu satu tahun (1 Januari 31 Desember), yang ditetapkan dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
APBN adalah singkatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Adapun pengertian APBN adalah suatu daftar yang secara sistematis memuat sumbersumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun).
Penyusunan APBN di Indonesia mempunyai landasan hukum yang kuat, yaitu pasal 23 ayat 1 UUD 1945. Penyusunan APBN memiliki tujuan sebagai pedoman pengeluaran dan penerimaan negara agar terjadi keseimbangan yang dinamis dalam melaksanakan kegiatan kenegaraan untuk meningkatkan produksi dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, anggaran pendapatan dan belanja negara harus dirumuskan sedemikian rupa yang mencakup perkiraan periodik dari semua pengeluaran dan sumber penerimaan.
Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi, maka APBN mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi Stabilitas
APBN disusun sebagai pedoman dalam penerimaan dan pengeluaran keuangan negara. Dengan disusunnya APBN, pemerintah diharapkan dapat menjaga kestabilan arus uang dan arus barang sehingga dapat mencegah terjadinya inflasi yang tinggi maupun deflasi yang akan mengakibatkan kelesuan perekonomian (resesi).
b. Fungsi Alokasi
Dalam APBN ditentukan besarnya anggaran pengeluaran masing-masing bidang, ini berarti di APBN sektor pembangunan, departemen dan lembaga telah ditentukan dengan jelas. Sehingga melalui APBN kita dapat mengetahui sasaran dan prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah dalam tahun anggaran yang bersangkutan.
c. Fungsi Distribusi
Pendapatan negara yang dihimpun dari berbagai sumber akan digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran negara di berbagai sektor pembangunan dan di berbagai departemen. Penggunaan dana harus dapat didistribusikan untuk berbagai sektor pembangunan secara merata.
d. Fungsi Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi (Fungsi Regulasi atau Fungsi Pengatur)
APBN juga dapat berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendali tingkat inflasi, karena dalam APBN seluruh jumlah penerimaan dan pengeluaran APBN digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Besar kecilnya APBN dapat berpengaruh pada pengendalian inflasi.
Fungsi APBN jika ditinjau dari sisi manajemen :
- pedoman bagi pemerintah untuk melakukan tugasnya pada periode mendatang.
- alat kontrol masyarakat terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.
- untuk menilai seberapa jauh pencapaian pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dan program-program yang direncanakan.
Tujuan APBN :
sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara dalam melaksanakan tugas kenegaraan untuk meningkatkan produksi, memberi kesempatan kerja, dan menumbuhkan perekonomian, untuk mencapai kemakmuran masyarakat.
APBN/ APBD memang dirancang oleh pemerintah, namun harus mendapat persetujuan DPR.
1. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Budget)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar yang memuat secara rinci tentang sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluarannya dalam jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun. APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, berarti penyusunannya harus dengan persetujuan DPR. sesuai dengan UUD 1945 pasal 23. Dari pengertian tersebut dikandung maksud bahwa setiap tahun pemerintah bersama dengan DPR menyusun APBN, yang dimulai tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan.
Siklus dan mekanisme APBN meliputi beberapa tahap :
(a) tahap penyusunan RAPBN oleh Pemerintah;
(b) tahap pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat;
(c) tahap pelaksanaan APBN;
(d) tahap pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi yang berwenang antara lain Badan Pemeriksa Keuangan; dan
(e) tahap pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Siklus penyusunan APBN akan berakhir pada saat Perhitungan Anggaran Negara (PAN) disahkan oleh DPR pada dua tahun kemudian.
APBN memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah :
1. Fungsi Alokasi artinya APBN berfungsi untuk mengalokasikan faltor-faktor produksi yang tersedia di dalam masyarakat, sehingga kebutuhan masyarakat akan Public Goods atau Kebutuhan umum akan terpenuhi.
2. Fungsi Distribusi artinya APBN berfungsi untuk pembagian pendapatan nasional yang adil atau pembagian dana ke berbagai sector.
3. Fungsi Stabilisasi artinya APBN berfungsi untuk terpeliharanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga yang relative stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup memadai.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah suatu rencana kerja pemerintah daerah yang mencakup seluruh penerimaan dan belanja (pengeluaran) pemerintah daerah, baik Propinsi ataupun Kabupaten dalam rangka mencapai sasaran pembangunan dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan dalam satuan uang dan dsetujui oleh DPRD.
Pada dasarnya Fungsi dan tujuan penyusunan APBD sama dengan fungsi dan tujuan APBN, hanya dalam APBD ruang lingkupnya yang berbeda, untuk APBN berskala nasional sedangkan APBD terbatas pada wilayah daerah dan pelaksanaannya diserahkan kepada kepala daerah atau Gubernur dan Bupati / Walikota, serta sesuai dengan kebijakan otonomi daerah.
Materi Anggaran Pandapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta Contoh soal latihan APBN & APBD
Terimakasih Atas Kunjungannya :-)
Komentarnya dong....
A.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
1. Pengertian APBD
Menurut Undang-undang no. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan setiap tahun dengan peraturan daerah. APBD terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja dan pembiayaan.
APBD adalah daftar terperinci mengenai pendapatan dan pengeluaran daerah dalam waktu satu tahun yang telah disyahkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
2. Fungsi APBD
APBD yang disusun oleh setiap pemerintah daerah memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi otorisasi
APBD sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam menjalankan pendapatan dan belanja untuk masa satu tahun.
b. Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan penyelenggaraan pemerintah daerah pada tahun yang bersangkutan.
c. Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi pelaksanaan pengawasan lainnya dalam menjalankan fungsi pengawasan.
d. Fungsi Alokasi
Sumber-sumber penerimaan APBD digambarkan dengan jelas untuk dialokasikan sebagai pembelanjaan yang harus dilaksanakan pemerintah daerah.
e. Fungsi Distribusi
Pembelanjaan APBD disesuaikan dengan kondisi setiap daerah dengan mempertimbangkan asas keadilan dan kepatutan.
3. Tujuan APBD
APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran penyelenggaraan negara didaerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
4. Cara penyusunan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pertanggungjawaban APBD
a. Cara penyusunan APBD
Penyusunan APBD melibatkan Tim Anggaran Eksekutif Pemerintah Daerah (Sekretaris Daerah, BAPPEDA, dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu) dan Panitia Anggaran DPRD yang anggotanya terdiri atas tiap-tiap fraksi di DPRD.
APBD disusun melalui beberapa tahap kegiatan, antara lain:
1) Pemerintah daerah menyusun Rancangan Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
2) Pemerintah daerah mengajukan RAPBD kepada DPRD untuk dibahas bersama antara pemerintah daerah dan DPRD.
3) RAPBD yang telah disetujui DPRD disahkan menjadi APBD melalui Peraturan Daerah untuk dilaksanakan.
b. Pelaksanaan APBD
APBD yang telah disahkan oleh DPRD menjadi kewajiban pemerintah daerah untuk melaksanakannya. Semua pengeluaran daerah harus didasarkan pada:
1) Daftar Isian Kegiatan Daerah (DIKDA)
2) Daftar Isian Proyek Daerah (DIPDA)
3) Surat Perintah Pembayaran (SPP)
4) Surat Keputusan Otorisasi (SKO)
c. Pengawasan Pelaksanaan APBD
Pengawasan pelaksanaan APBD terdiri dari:
1) Pengawasan ekstenal
Adalah pengawasan pelaksanaan APBD yang dilakukan oleh DPRD dan BPK.
2) Pengawasan internal
Adalah pengawasan pelaksanaan APBD yang dilakukan oleh pemerintah daerah sendiri melalui instansi-instansi dalam jajarannya.
d. Pertanggungjawaban APBD
Setiap tiga bulan pemerintah daerah melaporkan pelaksanaan APBD triwulan kepada DPRD, dan setelah tahun anggaran berakhir pemerintah daerah mempertanggung-jawabkan seluruh pelaksanaan APBD.
5. Sumber-sumber penerimaan pemerintah daerah
Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri dari:
a. Pendapatan asli daerah (PAD)
Adalah penerimaan yang diperoleh dari pungutan-pungutan daerah berupa:
1) Pajak daerah
2) Retribusi daerah
3) Hasil pengolahan kekayaan daerah
4) Keuntungan dari perusahaan-perusahaan milik daerah
5) Lain-lain PAD
b. Dana Perimbangan
Adalah dana yang dialokasikan dari APBN untuk daerah sebagai pengeluaran pemerintah pusat untuk belanja daerah, yang meliputi:
1) Dana bagi hasil
Yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah sebagai hasil dari pengelolaan sumber daya alam didaerah oleh pemerintah pusat.
2) Dana alokasi umum
Yaitu dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan sebagai wujud dari pemerataan kemampuan keuangan antara daerah.
3) Dana alokasi khusus
Yaitu dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus daerah yang disesuaikan dengan prioritas nasional.
c. Pinjaman daerah
d. Penerimaan lain-lain yang sah, berupa:
1) Penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro dan pendapatan bunga
2) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
3) Komisi, penjualan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan pengadaan barang atau jasa oleh daerah.
6. Jenis-jenis pengeluaran pemerintah daerah
Belanja daerah terdiri dari dua jenis, yaitu:
a. Belanja Aparatur
1) Belanja Adminstrasi Umum
a) Belanja Pegawai
Belanja pegawai adalah semua pembayaran berupa uang tunai yang dibayarkan kepada pegawai daerah otonom. Belanja pegawai terdiri dari:
· Gaji dan tunjangan lainnya
· Tunjangan beras
· Honorarium
· Uang lembur
· Upah pegawai harian tetap
· Biaya perawatan dan pengobatan pegawai
· Belanja pegawai lain-lain
b) Belanja Barang dan Jasa
Belanja barang adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk:
· Kantor
· Pembelian inventaris kantor
· Biaya pendidikan
· Biaya perpustakaan
· Biaya hansip
· Biaya pakaian dinas
· Pembelian peralatan dokter
· Pembelian alat-alat laboratorium
· Pembelian inventaris ruangan pasien
· Pembelian perlengkapan dapur rumah sakit
· Pembelian obat-obatan
· Pembelian bahan laboratorium
· Pembelian bahan percontohan, dll
c) Belanja Perjalanan Dinas
Belanja perjalanan dinas terdiri dari:
· Biaya perjalanan dinas
· Biaya perjalanan dinas tetap
· Biaya perjalanan dinas pindah
· Biaya pemulangan pegawai yang dipensiunkan
· Biaya perjalanan dinas lainnya
d) Belanja Pemeliharaan
Belanja pemeliharaan adalah semua pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan:
· Rumah dinas
· Asrama, mess dan sejenisnya
· Kendaraan dinas kepala daerah dan wakil kepala daerah
· Kendaraan dinas lainnya
· Inventaris kantor, dll
2) Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Belanja operasi dan pemeliharaan terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja perjalan dinas dan biaya pemeliharaan.
3) Belanja Modal
Belanja modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal seperti tanah, mobil, alat-alat, dll.
b. Belanja Publik
Belanja publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal.
c. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
Belanja daerah yang sumber dananya dari bantuan pemerintah pusat dari APBN berupa Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
d. Belanja Tak Disangka
Belanja tidak disangka adalah semua belanja yang tidak terduga selama tahun anggaran.
7. Format dan contoh APBD
a. APBD Kab. MakasarTahun 2003
URAIAN
|
JUMLAH
|
A. Pendapatan
1. Pendapatan asli daerah (PAD)
2. Dana Perimbangan
3. Lain-lain pendapatan yang sah
B. Belanja
1. Aparatur Daerah
a. Belanja Administrasi umum
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan
c. Belanja Modal
2. Pelayanan Publik
a. Belanja Adminstrasi umum
b. Belanja Operasi dan Pemeliharaan
c. Belanja Modal
d. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
e. Belanja Tak disangka
C. Surplus/Defisit
D. Pembiayaan
1. Penerimaan
2. Pengeluaran
|
495.017.481.050
67.008.490.300
395.054.965.750
32.954.025.000
525.737.924.208
102.555.669.973
80.595.080.773
6.437.071.200
15.523.518.000
423.182.254.235
303.852.200.165
39.374.398.750
62.939.707.820
16.515.947.500
500.000.000
(30.720.443.158)
30.720.443.158
34.549.690.758
(3.829.247.600)
|
b. Realisasi APBD Kab. Klaten Tahun 2004
URAIAN
|
JUMLAH
|
A. Pendapatan Daerah
1. Sisa lebih anggaran tahun lalu
2. Pendapatan Asli Daerah
a. Pajak Daerah
b. Retribusi daerah
c. Laba BUMD
d. Lain-lain PAD
3. Dana Perimbangan
a. Bagi hasil pajak
b. Bagi hasil bukan pajak
c. Dana Alokasi umum
d. Dana Alokasi khusus
4. Pinjaman Daerah
5. Lain-lain pendapatan yang sah/penerimaan dari propinsi
B. Belanja
1. Pengeluaran rutin/belanja aparatur
2. Pengeluaran pembangunan/belanja publik
C. Pembiayaan
1. Penerimaan
2. Pengeluaran
|
501.906.042.896
-
27.047.600.952
10.291.535.387
8.483.925.859
1.195.358.000
7.076.781.706
417.521.164.117
24.408.273.496
737.890.621
382.345.000.000
10.030.000.000
-
57.337.277.827
494.976.201.703
116.655.469.216
384.320.732.487
(6.929.841.193)
15.886.341.243
22.816.182.436
|
B. Dampak APBN dan APBD terhadap perekonomian
APBN dan APBD merupakan program pembangunan nasional jangka pendek pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sehingga dapat mengendalikan perekonomian nasional melalui program-program yang telah digariskan.
Dampak APBN dan APBD terhadap perekonomian adalah:
a. Terjadi pembangunan di berbagai sektor
APBN merupakan pedoman bagi perekonomian yang bertujuan untuk menstabilkan perekonomian negara, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan.
b. Mempengaruhi rencana-rencana sektor swasta
Asumsi yang digunakan dalam APBN merupakan salah satu pertimbangan bagi investor dalam menanamkan modalnya.
c. Berpengaruh dalam perdagangan internasional
Kebijakan pengaturan tarif pajak ekspor dilakukan untuk melindungi kepentingan produsen dalam negeri, serta mengamankan neraca perdagangan internasional.
d. Sebagai alat politik fiskal
Pemerintah dengan sengaja mengubah-ubah pengeluaran dan penerimaan guna mencapai kestabilan ekonomi. Teknik mengubah pengeluaran dan penerimaan yang dilakukan oleh pemerintah disebut dengan kebijakan fiskal.
Menurut Richard Musgrave dampak APBN dan APBD akan mempengaruhi aspek sosial ekonomis keuangan negara dan perekonomian bangsa, berupa:
a. Retribusi pendapatan
Retribusi pendapatan dilakukan melalui penarikan pajak. Selanjutnya pajak tersebut digunakan untuk keperluan peningkatan pendapatan masyarakat dalam bentuk pengeluaran negara yang diberikan ke daerah-daerah .
b. Pengalihan sumber-sumber
Pengenaan tarif pajak yang tinggi terhadap barang-barang tertentu menyebabkan terjadi proses pengalihan sumber-sumber masyarakat. Produsen akan berpindah meningkatkan produksi yang menghasilkan barang-barang dengan tarif pajak yang rendah. Pengenaan tarif pajak yang tinggi terhadap barang–barang tertentu karena barang tersebut tidak dikehendaki peredarannya dipasar oleh pemerintah.
c. Kestabilan terhadap kegiatan ekonomi
Efek ekonomis terhadap keuangan negara dapat dilihat dari usaha pemerintah untuk menstabilkan keadaan ekonomi.Sebagai contoh pada saat terjadi inflasi, pemerintah harus mempengaruhi ekonomi nasional melalui APBN/APBD agar terjadi keseimbangan kembali antara arus uang dengan arus barang yang beredar.
C.Kebijakan Anggaran
1. Pengertian Kebijakan Anggaran
Penyusunan APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah yang harus menunjang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kestabilan moneter, perluasan kesempatan kerja, pelayanan umum dan lain-lainnya yang menyangkut peningkatan kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian kebijakan anggaran diartikan sebagai kebijakan pemerintah untuk mengatur APBN agar sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dalam Program Pembanghunan Nasional.
Sebelum tahun 2001 prinsip penyusunan APBN adalah anggaran berimbang dinamis, dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran negara, dan jumlahnya diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2001 hingga sekarang prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran defisit/surplus.
Penyusunan APBN mulai tahun 2005 telah menerapkan format baru, yaitu format anggaran terpadu berdasar undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Format baru tersebut merupakan sistem penganggaran terpadu yang melebur anggaran rutin dan pembangunan dalam satu format anggaran dengan tujuan mengurangi tumpang tindih alokasi pengeluaran.
2. Tujuan Kebijakan Anggaran
Untuk menentukan arah, tujuan, prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan ekonomi agar sesuai Program Pembangunan Nasional yang pada gilirannya meningkatkan kemakmuran masyarakat.
3. Macam-macam Kebijakan Anggaran
Kebijakan anggaran dapat dibedakan menjadi:
a. Anggaran Berimbang
Anggaran berimbang adalah suatu bentuk anggaran dimana jumlah realisasi pendapatan negara sama dengan jumlah realisasi belanja negara. Kebijakan anggaran berimbang terjadi pada masa pemerintahan orde baru.
b. Anggaran Defisit
Anggaran defisit berarti jumlah realisasi pendapatan negara lebih kecil dari realisasi belanja negara. Mulai tahun 2000, dalam era reformasi pemerintah menerapkan kebijakan anggaran defisit dalam menyusun APBN.
c. Anggaran Surplus
Anggaran surplus berarti jumlah realisasi pendapatan negara lebih besar dari realisasi belanja negara.
d. Anggaran Dinamis
Anggaran dinamis adalah bentuk penyusunan anggaran dimana sisi penerimaan dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, sehingga memungkinkan belanja negara juga mengalami peningkatan.
Subscribe to:
Posts (Atom)