METODE SEJARAH
Sejarah sebagai ilmu sangat terikat pada prosedur penelitian ilmiah. Sejarah juga terikat pada penalaran yang berstandar dan fakta, secara positif sejarah mengkaji tentang waktu dan tentang sesuatu yangt mempunyai makna sosial. Selain itu, sejkarah juga mengkaji tentang sesuatu tertentu (particular), dan satu-satunya (unique), serta terinci. Sejarah mempunyai metode sendiri dalam mengungkapkan sejarah masa lampau agar dapat menghasilkan suatu karya sejarah yang kritis, ilmiah, dan objektif.
Metode sejarah sendiri dapat diartikan sebagai seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sistesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan.
Dalam penulisan ini mengunakan metode Sejarah secara ilmiah Untuk memulai suatu kegiatan penulisan sejarah, seorang sejarawan harus dapat mengumpulkan data-data secara sistematis dan evaluasi yang objektif dari kejadian masa lampau. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kebenaran sehubungan dengan sebab akibat kecenderungan kejadian tersebut untuk dapat membantu kejadian masa kini dan mengantisipasi kejadian masa mendatang. Metode sejarah yang digunakan yang merupakan petunjuk teknis penulisan, adalah tentang pengumpulan bahan atau sumber, kritik sejarah, interpretasi dan penyajian dalam bentuk tulisan ilmiah .
1. Pemilihan Tema atau Topik
Sebelum menulis sejarah seorang sejarawan harus terlebih dahulu menentukan tema atau topik yang hendak diangkat dalam karya sejarahnya. Dalam menentukan tema kadang seorang sejarawan harus terlebih dahulu melakukan pertimbangan terlebih dahulu karena pada dasarnya tema dalam sejarah berbeda dengan ilmu sosial lain, tema dalam penulisan sejarah hendaknya dapat diteliti sejarahnya. Dalam menentukan topik atau tema dalam penulisan sejarah hendaknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional, dan kedekatan intelektual. Biasanya setelah topik ditentukan seorang penulis sejarah akan membuat rencana penelitian. Dalam sebuah rencana penelitian sendiri harus berisi permasalahan, historiografi, sumber sejarah, dan garis besar.
2. Heuristik
Heuristik merupakan kemampuan menemukan dan menghimpun sumber-sumber yang diperlukan dalam penulisan sejarah, yang berasal dari kata Yunani, heuriskein yang artinya memperoleh. Sumber sejarah juga dapat diartikan sebagai data sejarah yang dalam bahasa Latin adalah datum yang artinya pemberian. Data sejarah yang dikumpulkan harus sesuai dengan jenis sejarah yang akan kita tulis. Sumber penulisan merupakan hal yang sangat penting dalam penulisan sejarah. Menurut Sartono Kartodidjo sumber merupakan modal rekonstruksi sejarah, karena dari sumber itu akan dapat ditarik suatu fakta sejarah yang akan menjadi dasar untuk menghidupkan peristiwa masa lampau. Berkaitan dengan penelitian sejarah misalnya dalam menulis skripsi, maka sumber-sumber yang dikumpulkan hampir seluruhnya bersifat tertulis atau dokumen. Penyebutan dokumen disini lebih diartikan sebagai sumber-sumber yang tertulis seperti halnya yang terdapat dalam sebuah buku, artikel, maupun bahan-bahan tertulis lainya. Keberadaan dokumen ini sangat penting karena tanpa adanya sebuah dokumen, maka tidak akan ada sejarah yang terungkap . Selain sumber tertulis, sumber sejarah juga dapat didapatkan dari artifact atau sumber benda.
Menurut Sifatnya, sumber sejarah digolongkan menjadi dua yaitu :
a. Sumber primer, yaitu sumber yang didapat langsung dari pelaku sejarah atau saksi sejarah yang melihat dengan mata kepala sendiri peristiwa tersebut.
b. Sumber sekunder adalah sumber yang diperoleh dari orang kedua yang memperolah berita dari berita sejaman dan tidak didapat dari pelaku atau saksi peristiwa tersebut.
3. Kritik Sumber atau Verifikasi
Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk menentukan validitas dan reliabilitas sumber sejarah yang dikumpulkan, yaitu kegiatan untuk meneliti sumber-sumber sejarah baik secara intern maupun secara ekstern. Kritik ekstern berkaitan dengan persoalan otensitas sumber. Otensitas merupakan usaha untuk mencoba mencari jawaban terhadap keaslian dan keutuhan sumber yang dipakai. Selain documen, keaslian artifact, sumber lisan, sumber kuantitatif juga harus dibuktikan keutuhan dan keaslian sumber yang dipakai.
Sementara itu, kritik intern berkaitan dengan kredibilitas sumber, yaitu kebiasaan sumber tersebut dipercaya kebenaranya. Sumber yang sudah dikumpulkan harus diseleksi terlebih dahulu agar penulisanya dapat dipertagunggjawabkan secara ilmiah. Maka dalam proses ini seorang penulis sejarah harus melakukan perbandingan dari sumber yang telah dikumpulkan , dan kegiatan ini dilakukan ketika penulis membaca sumber-sumber tersebut. Pada intinya kritik intern ini lebih pada kritik terhadap isi sebuah dokumen sehingga dapat menentukan apakah dari segi isi suatu dokumen dapat kita percaya atau tidak, hal yang terpenting yang harus dilakukan adalah membandingkan dengan sumber lain dengan bahasan satu lingkup permasalahan.
4. Interpretasi
Interpretasi merupakan penafsiran sumber-sumber sejarah dari sejarawan. Tahapan dari penelitian sekarah ini sering dianggap sebagai biang dari subjektifitas. Pernyataan ini dapat dibenarkan karena tanpa adanya penafsiran dari sejarawan, maka data atau sumber sejarah tidak akan dapat berbicara. Oleh karena itu, seorang sejarawan yang jujur akan mencantumkan data dan keterangan dari mana data itu diperoleh. Orang yang telah membaca hasil dari sebuah penafsiran tersebut dapat kembali menafsirkan sesuai dengan pandaganya dan subjektifitasnya sendiri. Karena hal inilah subjektifitas penulis diakui tetapi sebisa mungkin untuk dihindari. Dalam kegiatan interprets dilakukan dengan dua langkah yaitu.
a. Analisis,
Analisis dapat diartikan sebagai penguraian atas sumber-sumber atau data-data sejarah yang akan digunakan oleh seorang peneliti sejarah untuk mendukung penelitianya. Kadang-kadang data sejarah mempunyai beberapa kemungkinan, oleh kerananya setelah diadakan analisis akan ditemukan fakta-fakta yang paling tidak mendekati kebenaran sejarah.
b. Sisntesis
Sintesis berarti menyatukan. Setelah data-data sejarah yang akan dujadikan sumber atau pendukung penelitian seotang sejarawan selesai dianalisis dengan gaya bahasa masing-masing sejarawan kemudian di ambil kesimpulan dari berbagai kemungkinan dari data tersebut. Kesimpulan inilah yang nantinaya dijadikan sejarawan sebagai bahan pendukung penelitianya.
5. Penulisan dan Penyajian Tulisan Sejarah
Tahap ini dapat diartikan sebagai penyampaian sistesis yang diperoleh melalui penelitian. Dalam hal ini penulis menerangkan data yang telah diseleksi dan di interpretasikan berdasarkan kronologi. Tahap ini merupakan tahapan terakhir bagi penulis untuk menyajikan semua fakta-fakta ke dalam bentuk suatu tulisan sejarah yang berpedoman pada metodologi seginga tulisan tersebut dapat dikatakan ilmiah.
0 comments:
Post a Comment