OLIMPIADE SAINS NASIONAL
Ke III
Olimpiade Kimia Indonesia
Kimia
UJIAN PRAKTEK
Petunjuk :
1. Isilah
Lembar isian data pribadi anda dengan lengkap (jangan disingkat)
2. Soal Praktikum terdiri dari 2 Bagian:
·
Bagian I: Penentuan kesadahan
air
·
Bagian II: Pembuatan
b-naftil
asetat
3.
Pengamatan dan jawaban pertanyaan ditulis di kertas
jawaban yang tersedia
4.
Waktu disediakan:
4 jam.
5.
Diperkenankan menggunakan Kalkulator.
6.
Disediakan Tabel Periodik Unsur-unsur
Petunjuk Keselamatan Kerja Laboratorium
•
Keselamatan merupakan
hal yang terpenting dalam laboratorium kimia.
Baca
dan ikutilah semua petunjuk panduan keselamatan Umum pada pedoman pratikum ini.!!!!
Panduan Keselamatan Umum:
•
Prosedur praktikum yang
aman:
•
Zat kimia dan
peralatannya dapat berbahaya bila salah penanganan.
Praktikum ini dirancang untuk menguji keterampilan anda
dalam mengikuti semua tahapan untuk mensintesis dan menentukan kadar suatu zat
secara sederhana.
1. Kacamata
pengaman (SAFETY GLASSES) disediakan dan harus digunakan selama bekerja di
dalam laboratorium.
2. Lensa kontak (CONTACT LENSES) dilarang
digunakan di lab.
3. Harap selalu bekerja dengan rapi, rencanakan apa yang akan dikerjakan
dan bersihkan meja/peralatan setelah
bekerja.
Terjadinya kecelakaan di laboratorium lebih disebabkan
karena kurangnya perencanaan, kekacauan atau tumpahnya zat kimia.
Bersihkan zat kimia yang tertumpah
secepatnya dan mintalah bantuan kepada instruktur.
4. Sarung tangan
disediakan bila menangani zat kimia korosif.
5.
Lemari asam harus digunakan pada zat kimia yang sangat berbahaya.
6. Peralatan gelas yang pecah (pipet, batang
pengaduk, dll.) dapat melukai anda.
Hati-hatilah dalam menggunakannya dan mintalah ganti bila ada peralatan
gelas yang pecah.
7. Jangan pernah memipet larutan dengan mulut.
8. Gunakan reagen seperlunya saja.
Berlebih-lebihan sangat berdampak kepada hasil pengamatan anda, ekonomi dan
lingkungan hidup.
9. Ikuti instruksi yang ada untuk membuang
padatan maupun cairan. Jangan sekali-kali mengembalikan reagen yang anda ambil
ke dalam tempat asalnya. Bila ada keraguan, minta tolong kepada
instruktur.Alat-alat Gelas di Laboratorium
Teknik Sederhana Laboratorium
Buret
- Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi
baik. Bila tidak (pecah atau bocor)
mintalah buret dengan kondisi yang baik kepada instruktur.
- Berikan sedikit saja vaselin pada kran (akan
ditujukan oleh instruktur) agar pengaturan penetesan mudah dilakukan.
- Bersihkan
buret sebelum digunakan
- Bilaslah buret tersebut dengan sedikit zat kimia
yang akan dimasukkan kedalamnya.
- Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam
buret tersebut dengan menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh
bagian buret terisi (perhatikan bagian bawahnya !) dan tidak terdapat
gelembung gas pada buret.
- Selalu catat volume larutan di dalam buret ketika
sebelum dan setelah digunakan untuk titrasi.
Penetapan Kesadahan Air
Pendahuluan
Pada
awalnya, kesadahan air didefinisikan sebagai kemampuan air untuk mengendapkan sabun, sehingga keaktifan/ daya bersih sabun menjadi
berkurang atau hilang sama sekali. Sabun
adalah zat aktif permukaan yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan air,
sehingga air sabun dapat berbusa. Air sabun akan membentuk emulsi atau sistem
koloid dengan zat pengotor yang melekat dalam benda yang hendak dibersihkan.
Kesadahan
terutama disebabkan oleh keberadaan ion-ion kalsium (Ca2+)
dan magnesium (Mg2+) didalam air.
Keberadaannya didalam air mengakibatkan sabun akan mengendap sebagai garam kalsium dan
magnesium, sehingga tidak dapat membentuk emulsi secara efektif. Kation-kation
polivalen lainnya juga dapat mengendapkan sabun, tetapi karena kation polivalen
umumnya berada dalam bentuk kompleks yang lebih stabil dengan zat organik yang
ada, maka peran kesadahannya dapat diabaikan. Oleh karena itu penetapan
kesadahan hanya diarahkan pada penentuan kadar Ca2+ dan Mg2+.
Kesadahan total didefinisikan sebagai jumlah miliekivalen (mek) ion Ca2+
dan Mg2+ tiap liter sampel
air.
Secara
sederhana, penentuan tingkat kesadahan air untuk masing masing ion dapat
dilakukan dengan tehnik titrimetri-kompleksometri. Kation-kation tersebut
dititrasi dengan larutan baku
ligan pengompleks Na2EDTA (Natrium Etilen Diamin Tetra-Asetat) pada
pH tertentu. Dalam melakukan titrasi, kedalam larutan yang mengandung ion-ion Ca2+ dan Mg2+
ditambahkan indikator (warna 1) membentuk kompleks dalam larutan buffer pada pH
tertentu. Penambahan EDTA akan memecah kompleks kation-indikator tersebut
membentuk kation-EDTA (Warna II) yang lebih stabil. Dengan mengamati perubahan warna, maka titik akhir titrasi kompleksometri dapat diamati dan ditentukan.
Untuk
jelasnya perhatikan reaksi-reaksi yang terjadi pada proses titrasi
kompleksometri di bawah ini:
Pada buffer pH 10
|
Ca2+
+ EBT (indikator) → (Ca.EBT)
Mg2+ + EBT (indikator) →
(Mg.EBT)
|
||||
Ca.EBT + EDTA → Ca.EDTA
Mg.EBT + EDTA → Mg.EDTA
Pada
buffer pH 12
Ca2+
+ Murexide → Ca.maurexide (kompleks
berwarna ungu)
Ca.murexide + EDTA → Ca.EDTA (kompleks berwarna biru)
Alat dan Bahan
Alat
|
|
Bahan
|
2 buah gelas
Erlenmeyer 250 mL
1 buah buret 50
mL
2 buah gelas
Beaker 200 mL
1 buah gelas
ukur 50 mL
1 buah batang
pengaduk
1 buah botol
semprot
1 set statif
|
|
Larutan standar
EDTA 0.01 M
Larutan
penyangga pH 10
Larutan NaOH pH
12
Indikator
Eriocrom Black T (EBT)
Indikator
Murexide
Sampel air
|
Prosedur Percobaan
A.
Penetapan kesadahan total (Ca2+
dan Mg2+)
1. Sampel air sebanyak 50 mL (diukur menggunakan gelas ukur)
dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL.
2. Bilaslah gelas ukur tersebut dengan sedikit air, kemudian
campurkan air bilasan tersebut ke dalam gelas Erlenmeyer yang berisi sampel
air. Lakukan pembilasan ini 2 – 3 kali.
3. Tambahkan 5 mL larutan penyangga pH 10 kedalamnya
4. Masukkan cuplikan (± 5 - 10 mg) indikator EBT dengan
menggunakan batang pengaduk gelas ke dalam gelas Erlenmeyer tersebut sehingga
larutan menjadi berwarna merah anggur.
5. Masukkan larutan standar EDTA 0.01 M ke dalam buret 50
mL, atur sedemikian sehingga tidak ada udara dalam buret (termasuk bagian bawah
kran). Lihat petunjuk penggunaan buret!.
6. Titrasilah sampel air tersebut sedikit demi sedikit
dengan larutan EDTA 0.01 M sampai larutan sampel tepat akan berubah warnanya
menjadi biru.
7. Catatlah volume larutan EDTA yang dibutuhkan ke dalam
lembar pengamatan yang tersedia.
B. Penetapan kesadahan Ca2+
1. Sampel air sebanyak 50 mL (diukur menggunakan gelas ukur)
dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer 250 mL.
2. Bilaslah gelas ukur tersebut dengan sedikit air, kemudian
campurkan air bilasan tersebut ke dalam gelas Erlenmeyer yang berisi sampel
air.
3. Tambahkan 1 mL larutan NaOH pH 12 ke dalamnya.
4. Bubuhkan cuplikan (± 5 - 10 mg) indikator maurexide dengan menggunakan batang
pengaduk gelas ke dalam gelas Erlenmeyer tersebut sehingga larutan berubah
warnanya menjadi ungu.
5. Titrasilah sampel air tersebut sedikit demi sedikit
dengan larutan EDTA 0.01 M sampai larutan sampel tepat akan berubah warnanya
menjadi biru.
6. Catatlah volume larutan EDTA yang dibutuhkan ke dalam
lembar pengamatan yang tersedia.
Catatan : Ar Mg
dan Ca masing-masing adalah 24 dan 40
amu.
Percobaan
II. Kimia Organik
Pembuatan
b-Naftil Asetat
Reaksi
:
Prosedur :
- Timbang 2,5 gram b-naftol
dan masukkan ke dalam Erlenmeyer berukuran 100 mL.
- Kemudian tambahkan perlahan-lahan
12,5 mL larutan NaOH 10% ke dalamnya, kocok pelan-pelan sampai semua b-naftol
larut.
- Dinginkan campuran tersebut dalam
bak yang berisi es, kemudian tambahkan ke dalam bak tersebut pecahan es secukupnya.
- Kemudian tambahkan 3,0 mL anhidrida
asetat dan kocok campuran selama 15 menit.
- Saring produk yang terbentuk
menggunakan penyaring isap yang telah disediakan dan cuci produk dengan
sedikit air lalu keringkan.
0 comments:
Post a Comment